Perencanaan Keluarga Penting untuk Kurangi Stunting
Perencanaan Keluarga Penting untuk Kurangi Stunting |
"Perencanaan keluarga sangat berperan penting untuk mengurangi angka stunting, termasuk perencanaan keluarga baru atau perencanaan calon pengantin. Karenanya program perencanaan keluarga akan direvitalisasi dan digalakkan," jelas Muhadjir usai berdiskusi dengan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo via zoom di Jakarta, Selasa (25/8/2020) sore.
Persoalan gagal tumbuh pada anak (stunting) menjadi tantangan dalam pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas. Angka kasus stunting di Indonesia masih cukup tinggi, yakni 27,67 persen.
"Presiden Joko Widodo menargetkan angka stunting pada 2024 turun hingga 14 persen. Perlu langkah di luar kebiasaan atau extraordinary untuk mencapai target yang ambisius itu," lanjut Muhadjir.
"Salah satunya menggandeng Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk mencegah stunting sebelum pernikahan terjadi.
Baca Juga : Afrika Dinyatakan Bebas dari Virus Polio Liar
BKKBN pun ikut berperan dalam upaya penanganan stunting. Program-program besutan BKKBN menyasar pencegahan stunting dan edukasi perencanaan keluarga.
"Saya sebagai Menko PMK melihat posisi dari BKKBN sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap masalah perencanaan keluarga. BKKBN menjadi salah satu lembaga yang bisa diperankan sebagai backbone ata tulang punggung dalam upaya kita menangani stunting," ujar Muhadjir.Hasto menambahkan, ada beberapa program BKKBN yang dilakukan mencegah stunting, yaitu perencanaan kehamilan untuk menjaga jarak kehamilan juga menentukan kualitas anak, serta perencanaan pranikah.
"Mengenai perencanaan pranikah, nanti akan ada edukasi tentang kesehatan reproduksi yang baik dan mempersiapkan kehamilan yang sehat. Pendekatan tersebut perlu dilakukan sejak dini, termasuk persiapan psikologi dan ekonomi," tambahnya.
"Edukasi pranikah ini jadi penting sekali. Kami akan bekerja di situ, dari hulu memberi konseling pranikah mencegah terjadinya stunting sekaligus memberikan pemahaman tentang kesehatan reproduksi."
0 comments:
Post a Comment